31 December 2021

PERIHAL KASUS MATCH FIXING, INI RESPON PRESIDEN KLUB BALI UNITED BASKETBALL

Olahraga bola basket di Indonesia tengah diterjang isu kurang sedap yang menciderai sportivitas dan nilai kejujuran dalam suatu kompetisi karena adanya tindakan pengaturan skor atau match fixing. Isu ini berlangsung pada musim kompetisi terakhir, dimana enam pemain professional tersorot namanya akibat terlibat atas perbuatan kurang terpuji tersebut.

Para keenam pemain tersebut ialah Aga Siedarta Wismaya, Jorge Gabriel Senduk, M. Nur Aziz Wardhana, Yoseph Wijaya, Ariesanda Djauhari, dan Yerikho Tuasela. Keenam pemain tersebut terbukti bersalah melakukan pengaturan skor dan melanggar peraturan pelaksanaan IBL Bab IV Pasal 6 ayat 16 yang berbunyi “Bagi personil klub yang melanggar bab IV Pasal 4 ayat 2 yaitu melakukan dan terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan dilarang mengikuti kegiatan IBL seumur hidup dan denda maksimal 100 Juta rupiah”.

Salah satu pemain dari Bali United Basketball Club juga menjadi salah satu pihak yang ikut terlibat dalam kasus ini. Presiden klub, Philmon Tanuri pun merespon perihal kasus yang tengah menciderai olahraga bola basket di tanah air tersebut. Bagi Beliau, apa yang dilakukan murni adalah kesalahan individu dan tidak melibatkan manajemen klub. Tim Tridatu Warriors sangat mengecam keras perihal perbuatan tidak terpuji tersebut yang terjadi di Indonesia.

“Kami dari Bali United Basketball sangat mengecam keras segala bentuk tindakan match fixing, dimana kasus ini murni adalah kesalahan individu dan tidak melibatkan manajemen tim. Kami dari Bali United Basketball menyerahkan sepenuhnya kepada pihak IBL dan Perbasi untuk melanjutkan proses hukum yang berlaku di Indonesia,” tegas Presiden Klub Bali United Basketball, Philmon Tanuri.

Sejauh ini, salah satu pemain yang terlibat dalam kasus ini memang sementara tidak mengikuti agenda dari tim sembari menjalani proses hukum terkait kasus yang ada tersebut. Semoga saja kedepan, olahraga basket semakin jujur dan dijauhkan dari berbagai tindakan yang menciderai sportivitas di dalam lapangan.

Related News


Tinggalkan Balasan